Banjir di sleman bocoran di media sosial tentang ASPD, ini pernyataan dari Dinas Pendidikan
Penilaian Standardisasi Pendidikan Daerah (ASPD) di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), berlangsung dari Senin, 5 April 2021 hingga Kamis, 8 April 2021 dengan protokol kesehatan yang ketat.
ASPD bertujuan untuk mengetahui standar penguasaan kompetensi siswa yang telah mengikuti pembelajaran online.
Namun, itu telah menyebar di media sosial melalui dugaan kebocoran topik matematika.
Baca Juga: Butuh HP Untuk Sekolah Online, 6 Siswa Ini Terjebak Pelacur
Dugaan kebocoran terjadi di salah satu Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP) di Kabupaten Sleman.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman Ery Widaryana mengatakan media sosial memang disibukkan dengan soal matematika yang diduga bocor.
Dapatkan informasi, inspirasi, dan wawasan di email Anda.
email pendaftaran
“Ada banyak orang di media sosial tentang kebocoran dan sebagainya.
Kami berkoordinasi dengan kantor Dikpora DIY. Intinya, kami tidak bisa memastikan apakah bocor atau tidak soalnya karena kami tidak tahu pertanyaan apa yang diajukan. Seperti Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) DIY,” kata Direktur Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Ery Widaryana, dalam konferensi pers, Kamis (4 Agustus 2021).
Ery mengatakan Dinas Dikpora DIY akan membentuk tim pencari fakta.
Anggota tim pencari fakta ini adalah panitia ASPD Dinas Dikpora DIY dan dinas pendidikan kabupaten/kota.
“Kalau mencari fakta sebenarnya tidak bocor. Tim pencari fakta ini akan menindaklanjutinya nanti,” ujarnya.
Baca Juga: Kisah Mala dan Widiastutik Mengajar Online Sembari Nunggu Antrian Vaksin Covid-19
Menurut dia, pihaknya telah berkomunikasi dengan salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Kabupaten Sleman yang diduga ada kebocoran soal.
Kemudian pihaknya mengusulkan tayangan ulang ASPD di salah satu sekolah yang diduga membocorkan soal tersebut. Revisi ASPD ini hanya untuk matematika.
“Kami akan mengajukan permohonan ke kantor Dikpora DIY untuk memberikan rasa tenang dan keadilan kepada seluruh siswa di sekolah. Kami akan mengajukan ASPD lagi,” ujarnya.
Dikatakannya, ASPD bukanlah pengganti Ujian Nasional (UN).
“ASPD berlangsung di seluruh DIY. Tujuannya untuk mengetahui standar penguasaan potensi siswa yang telah menerapkan pembelajaran jarak jauh (online),” jelasnya.
ASPD ini nantinya akan menjadi bahan evaluasi proses pembelajaran online.
Karena itu perlu diketahui tingkat keberhasilan pembelajaran online di masa pandemi.
“ASPD direncanakan sebagai salah satu syarat atau salah satu perhitungan kelulusan SMA, SMK Negeri. Kami tegaskan ASPD tidak menentukan gelar,” jelasnya.
Ia mengatakan, pelaksanaan ASPD ditangani langsung oleh Dinas Dikkora DIY, mulai dari penyusunan soal hingga pendistribusian soal.
“Sistem yang digunakan untuk SMP ini adalah berbasis komputer, semi online. Masalah dipindahkan ke sekolah oleh tim teknisi perbaikan rumah selama ini terpecahkan. Jadi seperti kami, kami tidak tahu apa masalahnya”, ujarnya.
ASPD dilaksanakan di sekolah dengan memperkenalkan siswa kelas IX ke SMP.
Penerapan ASPD di tengah pandemi dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat.
Bahkan dipantau langsung oleh tim tanggap darurat, dari tingkat desa hingga kecamatan.
“Karena harus menghadirkan siswa, siswa harus mendapat izin orang tua. Siswa yang keluarganya terisolir atau tidak sehat diminta untuk tidak mengambil ASPD terlebih dahulu,” ujarnya.
ASPD tindak lanjut akan dimungkinkan bagi siswa yang belum berpartisipasi.
Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan dinas Dikpora DIY terkait hal ini.
“Bisa ada tindak lanjut, kita akan koordinasikan itu. Jadi kita berikan fasilitas,” pungkasnya.
LIHAT JUGA :
https://paskot.id/
https://politeknikimigrasi.ac.id/
https://stikessarimulia.ac.id/
https://unimedia.ac.id/
https://www.hindsband.com/
https://savepapajohns.com/
https://mudikbumn.co.id/